ATB, Kepercayaan Anda di Setiap Tetesnya



DAM Duriangkang terancam menjadi Dam Baloi Jilid II. Dam Baloi itu kini tak bisa lagi difungsikan. Sumber air bersih itu berubah menjadi “septic tank” massal.
Tingginya bakteri di sana tak bisa lagi disterilkan. Pemicunya, warga di sekitar menjadikan lokasi tersebut dengan berbagai aktivitas sehari-hari.
Stok air baku di Dam Duriangkang terus turun. Saat ini ada penurunan sekitar 2 meter.
Luas Dam Duriangkang 34,4 km2, dengan debit air 3000 liter per detik, tak bertambah kendati hujan kerap mengguyur. 
Diperparah lagi, di seputaran hutan Dam Duriangkan sudah dipenuhi peternakan babi, keramba apung, serta lokasi perkebunan ilegal.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. "Dulu tim terpadu pernah melakukan penertiban, ini kok balik lagi, balik lagi,"  kata Robert M Sianipar usai menghadiri acara Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia (PERPAMSI) dan PT Adhya Tirta Batam di IPA Mukakuning, Batam, Selasa (17/1/2017).
Saat ini ada lima dam yang dikelola PT Adhya Tirta Batam. Salah satunya Dam Duriangkang.
Batam yang tak memiliki sumber air bersih terpaksa membuat waduk buatan untuk menampung air hujan dan dikonsumsi sebagai air bersih setelah diolah. Waduk tersebut dibangun sekitar tahun 1979.
Dam Baloi memiliki kapasitas sebanyak 30 liter per detik dan pada masa itu melayani pelanggan ATB di kawasan Pelita, Jodoh, Nagoya dan sekitarnya.  
Waduk ini sekarang hanya menjadi kenangan bagi warga Batam. Pengoperasinya ditutup akibat kondisi air baku yang dihasilkan untuk sudah tidak ekonomis untuk diolah menjadi air bersih. 
Saat ini Dam Baloi berubah menjadi septic tank massal, karena sudah dipenuhi enceng gondok dan di penuhi rumah penduduk di sekitar Dam Baloi tersebut.
Setelah Dam Baloi, salah satu Waduk terbesar di Kota Batam yakni Dam Duriangkang nyaris mengalami hal serupa. Daerah serapan air atau tadah hujan disekitar Dam Duriangkang sejak beberapa tahun lalu dimamfaatkan warga untuk beternak dan melakukan aktivitas lain seperti keramba apung, kolam darat dan perkebunan.  
Luas Dam Duriangkang 34,4 km2, dengan debit air 3000 liter per detik. Tapi, Dam tersebut sekarang dikhawatirkan dengan peternakan babi ilegal yang berlangsung sejak lama. 
Sedangkan Dam Duriangkang merupakan dam estuari terbesar di Asia Tenggara. Dam ini juga merupakan tulang punggung air baku di Kota Batam. Dam ini memasok air bersih yang sudah diolah di dua instalasi pengolahan air – Tanjung Piayu dan Duriangkang, ke sekitar 60 persen wilayah di Kota Batam. Duriangkang memiliki volume mencapai 78.560.000 m3.
Saat ini terdapat 27 peternak dengan jumlah hewan ternak mencapai 1.841 ekor babi.
Dam Duriangkang (Foto: Ist)

“Ada sekitar 27 peternak dan 1.841 ekor babi yang diperkirakan berada di seputaran dam,” ujar Purnomo Andiantono, Direktur Humas dan Promosi BP Batam.
Andi mengatakan, hewan ternak tersebut ada yang berkeliaran maupun dibuat semacam lokasi ternak. Selain itu juga terdapat keramba apung dan lahan perkebunan.
“Kita (BP Batam) akan bentuk tim terpadu untuk menertibkan,” ujar dia. Ia mengatakan, dulu pernah ditertibkan, tetapi para peternak kembali lagi. 
Robert Sianipar, salah seorang pimpinan BP Batam mengakui lemahnya pengawasan dari Ditpam hingga para peternak kembali lagi. 
"Kami akui dulu pengawasan agak lemah, tapi nanti kedepan tidak lagi, apalagi dengan pimpinan baru sekarang. Setelah nanti dibersihkan kami tidak mau hal ini (peternakan ilegal) terulang lagi," kata Robert. 
Robert juga meminta dan mengimbau pada pemangku kebijakan agar tidak mempolitisir apabila nanti dilakukan penertiban di sekitar Waduk Duriangkang. 
Namun, Robert belum bisa memastikan kapan waktu akan dilakukan penertiban. Sebab, kata dia, untuk melakukan penertiban dibutuh biaya. "Secepatnya kita lakukan, kita tinggal menunggu anggaran untuk penertiban ditandatangani pimpinan," tutup Robert.

Comments

Popular posts from this blog

Sistem Rationing Antisipas Atasi Krisis Air